Senin, 30 Januari 2017

Andai bisa bernyanyi

Andai Bisa Bernyanyi

Senangnya kalau ada undangan entah itu walimahan, Maulid, atau syukuran, apa lagi jika akhir bulan terkhusus buat anak kost (red: makan gratis). Bukan hanya sekadar mengisi perut, tapi menu yang disajikan dapat memanjakan lidah, sebut saja Kuah beulangeng, rendang, ayam goreng, gado – gado, dan sederet menu lezat lainnya sehingga anak kos – kosan bisa move on dari yang namanya Mie instant dan telur ayam. Ada yang mengambil secukupnya saja, tapi kebanyakan latah ingin mencicipi semua hidangan. Alhasil, karena terlanjur mengikuti hawa nafsu, makanan yang mampu masuk ke mulut hanya sebagian saja, sedangkan sebagian yang lainnya bersisa di atas piring dan segera berkumpul dengan sisa – sisa makanan yang lainnya. Dari semua sisa makanan, yang paling banyak terbuang begitu saja adalah nasi. Nasi acap kali tidak dihabiskan baik itu satu butir atau setengah piring dengan alasan sudah kenyang atau tidak berselera lagi.  
Anak kos di atas hanya sebagai contoh (berhubung yang saya amati adalah anak kos), tapi sayangnya kegiatan tidak menghabiskan makanan ini dilakukan berjamaah oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Bukan hanya anak – anak, orangtua yang notabene mengerti pahit getir mencari nafkah untuk sesuap nasi juga melakukan hal ini, sering tidak menghabiskan makanan. 
Padahal Indonesia sendiri masih mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam untuk memenuhi kebutuhan pangan karena tingkat konsumsi nasi masyarakat Indonesia sangat tinggi, dua kali lipat dari pada Jepang dan Malaysia. Jika mau hitung – hitungan, misalnya saja masyarakat Indonesia dengan jumlah 250 juta jiwa menyisakan satu butir nasi saja setiap kali makan, maka akan ada 250 juta butir nasi yang terbuang. Tiap 1 gram beras terdiri dari 50 butir beras. Jika dikonversikan ke dalam Kg, maka 250 juta butir beras sama dengan 5.000 Kg atau setara dengan 5 ton. Rata – rata masyarakat Indonesia makan 3 kali sehari, maka 15 ton beras terbuang percuma setiap harinya. Coba bayangkan 15 ton itu sudah bisa memberi makan berapa orang, mengingat masih ada penduduk miskin di Indonesia yang kelaparan.
Mungkin waktu kita kecil masih ingat kata Mama “Ayoo nak dihabiskan nasinya, kalau engga nanti nasinya nangis lho” kita cepat – cepat menghabiskan makanan itu karena takut nasinya nangis betulan. Tapi anak kecil zaman GGS kayak sekarang ini tidak mempan dengan kata – kata itu lagi, mereka tinggal bilang “Ma, kalau nasinya adek makan nanti dia juga nangis, kan sakit adek kunyah – kunyah” . yaah begitu lah anak sekarang, pintar banget ngeles.
Nah itu anak – anak, konon lagi orang tua, lebih banyak lagi rangkaian alasan untuk tidak menghabiskan makanan tersebut. Sudah kenyang lah, ga selera lah, atau yang lebih ekstrem malah ngotot bilang “ini makanan kan gue yang beli, terserah mau gue apain juga’’
Hello Pak, memang bapak yang beli, tapi orang lain yang mau beneran makan malah ga kebagian makanan gara – gara bapak!
Perilaku tidak menghabiskan makanan jelas termasuk kategori mubazir dan Allah sangat membenci perilaku mubazir. Allah berfirman dalam Qs. Al-Isra’ ayat 27 bahwa orang yang mubazir saudaranya Syaitan. Di PERSAUDARAKAN DENGAN SYAITAN… mau ???? 
Seandainya nasi – nasi itu bisa bernyanyi seperti Syahrini,maka dia akan bernyanyi:
“Kau yang telah memilih aku
Kau juga yang tak makan aku
Kau buat alasan sehingga aku yang salah
Syalaalaa….”
atau nasi tersebut punya rasa cemburu yang luar biasa, mungkin dia akan bilang “aku kan juga nasi, kenapa dia yang dimakan aku engga, aku malah dijadikan makanan sisa dan tidak dimanfaatkan. Hikz…kejamnya Dunia :'(
Sulit memang mengubah kebiasaan yang telah tertanam di bawah alam sadar. Tapi masih sangat mungkin untuk di ubah. Ingatlah saudara – saudara kita yang kesulitan untuk mencari makanan, mungkin mereka hanya makan sehari sekali atau tidak makan sama sekali pada hari itu. Mulai sekarang ubah pelan – pelan, ambil makanan semampu untuk dihabiskan, lihat lagi butiran – butiran nasi yang mungkin terselip di balik daun bungkusan nasi atau sela – sela tulang ikan. Pemilik rumah makan atau yang punya hajatan juga punya andil disini, apa salahnya mengingatkan dengan tulisan “Selamat menikmati hidangan kami, dan terimakasih untuk tidak mubazir”
Ingat! Sebutir nasi yang bersisa adalah perilaku mubazir dan sekali lagi, orang yang mubazir SAUDARANYA SYAITAN. (ogah punya saudara syaitan >_< )
Bumi Kasih,

1 komentar:

  1. How To Play Baccarat - WORRRione.com
    Beginners can enjoy a very entertaining game 인카지노 of Baccarat in a couple of ways: by using 바카라 your computer or 온카지노 phone to play a casino game; by playing baccarat

    BalasHapus