Andai Bisa Bernyanyi
Senangnya kalau ada undangan entah
itu walimahan, Maulid, atau syukuran, apa lagi jika akhir bulan terkhusus buat
anak kost (red: makan gratis). Bukan hanya sekadar mengisi perut, tapi menu
yang disajikan dapat memanjakan lidah, sebut saja Kuah beulangeng, rendang, ayam goreng, gado – gado, dan sederet menu
lezat lainnya sehingga anak kos – kosan bisa move on dari yang namanya Mie
instant dan telur ayam. Ada yang mengambil secukupnya saja, tapi kebanyakan
latah ingin mencicipi semua hidangan. Alhasil, karena terlanjur mengikuti hawa
nafsu, makanan yang mampu masuk ke mulut hanya sebagian saja, sedangkan
sebagian yang lainnya bersisa di atas piring dan segera berkumpul dengan sisa –
sisa makanan yang lainnya. Dari semua sisa makanan, yang paling banyak terbuang
begitu saja adalah nasi. Nasi acap kali tidak dihabiskan baik itu satu butir
atau setengah piring dengan alasan sudah kenyang atau tidak berselera lagi.
Anak kos di atas hanya sebagai
contoh (berhubung yang saya amati adalah anak kos), tapi sayangnya kegiatan
tidak menghabiskan makanan ini dilakukan berjamaah oleh hampir seluruh
masyarakat Indonesia. Bukan hanya anak – anak, orangtua yang notabene mengerti
pahit getir mencari nafkah untuk sesuap nasi juga melakukan hal ini, sering
tidak menghabiskan makanan.
Padahal Indonesia sendiri masih
mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam untuk memenuhi kebutuhan pangan
karena tingkat konsumsi nasi masyarakat Indonesia sangat tinggi, dua kali lipat
dari pada Jepang dan Malaysia. Jika mau hitung – hitungan, misalnya saja masyarakat
Indonesia dengan jumlah 250 juta jiwa menyisakan satu butir nasi saja setiap
kali makan, maka akan ada 250 juta butir nasi yang terbuang. Tiap 1 gram beras
terdiri dari 50 butir beras. Jika dikonversikan ke dalam Kg, maka 250 juta
butir beras sama dengan 5.000 Kg atau setara dengan 5 ton. Rata – rata
masyarakat Indonesia makan 3 kali sehari, maka 15 ton beras terbuang percuma
setiap harinya. Coba bayangkan 15 ton itu sudah bisa memberi makan berapa
orang, mengingat masih ada penduduk miskin di Indonesia yang kelaparan.
Mungkin waktu kita kecil masih
ingat kata Mama “Ayoo nak dihabiskan nasinya, kalau engga nanti nasinya nangis
lho” kita cepat – cepat menghabiskan makanan itu karena takut nasinya nangis
betulan. Tapi anak kecil zaman GGS kayak sekarang ini tidak mempan dengan kata –
kata itu lagi, mereka tinggal bilang “Ma, kalau nasinya adek makan nanti dia
juga nangis, kan sakit adek kunyah – kunyah” . yaah begitu lah anak sekarang,
pintar banget ngeles.
Nah itu anak – anak, konon lagi
orang tua, lebih banyak lagi rangkaian alasan untuk tidak menghabiskan makanan
tersebut. Sudah kenyang lah, ga selera lah, atau yang lebih ekstrem malah
ngotot bilang “ini makanan kan gue yang beli, terserah mau gue apain juga’’
Hello Pak,
memang bapak yang beli, tapi orang lain yang mau beneran makan malah ga
kebagian makanan gara – gara bapak!
Perilaku tidak menghabiskan
makanan jelas termasuk kategori mubazir dan Allah sangat membenci perilaku
mubazir. Allah berfirman dalam Qs. Al-Isra’ ayat 27 bahwa orang yang mubazir
saudaranya Syaitan. Di PERSAUDARAKAN DENGAN SYAITAN… mau ????
Seandainya nasi – nasi itu bisa
bernyanyi seperti Syahrini,maka dia akan bernyanyi:
“Kau yang telah memilih aku
Kau juga yang tak makan aku
Kau buat alasan sehingga aku yang salah
Syalaalaa….”
atau nasi tersebut punya rasa cemburu yang luar
biasa, mungkin dia akan bilang “aku kan juga nasi, kenapa dia yang dimakan aku
engga, aku malah dijadikan makanan sisa dan tidak dimanfaatkan. Hikz…kejamnya
Dunia :'(
Sulit memang mengubah kebiasaan
yang telah tertanam di bawah alam sadar. Tapi masih sangat mungkin untuk di
ubah. Ingatlah saudara – saudara kita yang kesulitan untuk mencari makanan,
mungkin mereka hanya makan sehari sekali atau tidak makan sama sekali pada hari
itu. Mulai sekarang ubah pelan – pelan, ambil makanan semampu untuk dihabiskan,
lihat lagi butiran – butiran nasi yang mungkin terselip di balik daun bungkusan
nasi atau sela – sela tulang ikan. Pemilik rumah makan atau yang punya hajatan
juga punya andil disini, apa salahnya mengingatkan dengan tulisan “Selamat
menikmati hidangan kami, dan terimakasih untuk tidak mubazir”
Ingat! Sebutir nasi yang bersisa adalah perilaku
mubazir dan sekali lagi, orang yang mubazir SAUDARANYA SYAITAN. (ogah punya
saudara syaitan >_< )
Bumi Kasih,
How To Play Baccarat - WORRRione.com
BalasHapusBeginners can enjoy a very entertaining game 인카지노 of Baccarat in a couple of ways: by using 바카라 your computer or 온카지노 phone to play a casino game; by playing baccarat